Sunday, October 28, 2012

#3

aku mungkin bukan penyihir kata,

yang mampu merangkai kata demi kata
yang ketika siapapun membacanya terlarut dan ikut terbawa.
kamu bilang itu tak mengapa.

tapi aku mengerti apa yang salah.
mungkin bukan pada rangkaian katanya, ataupun susunan ceritanya.

kali ini, seberapa jujur yang kutuangkan.
seberapa aku bisa tuliskan apa yang tulus aku rasakan.

lagi, lagi dan lagi. aku pun beralasan.
aku tidak menulis. aku kehilangan ide. aku tidak punya inspirasi.
ternyata bukan itu.

mungkin,
aku masih belum berani jujur. 
entah sampai kapan.

bintang dan matahari

ada dua benda langit yang selalu aku suka. bintang dan matahari.

bintang, jelas, bapak ibuku yang menaruh bintang dalam namaku, dan sejak aku mengerti arti namaku, maka sejak itu bintang menjadi benda langit kesukaanku.
kemudian matahari. kenapa matahari? ya, setelah kupelajari ternyata matahari juga bintang.., hanya saja ia lebih besar, lebih terang. hmm ya, matahari adalah juga bintang. tentu saja aku suka. terlebih lagi, matahari itu hangat.

lalu aku kadang menyesalkan hangatnya matahari, karena bila tak ada awan yang menemani, ia menjadi terlalu hangat, panas membakar. juga sinarnya, menyilaukan mata. bila seperti itu, aku berharap biar saja langit tertutup awan gelap yang menumpahkan hujan, sehingga matahari tidak tampak lagi.

tapi itu hanya sesaat saja. bahkan ketika hujan belum turun, aku sudah merindukan matahari. merindukan sinarnya, merindukan hangatnya. rasa-rasanya aku ingin menghabiskan waktuku ditemani matahari. sampai kemudian senja menjemputnya pulang. kemudian gelap.

aku benci gelap. aku suka cerah, aku suka terang. saat gelap, aku mau matahari. aku rasa aku butuh matahari.

kemudian bintang berkelip. mungkin sinarnya tidak secerah matahari, juga tidak terasa hangatnya. namun kelap-kelipnya juga bisa menenangkan hati.

aku pun tertawa getir, untuk apa aku ingin menghabiskan semua waktuku dengan matahari? ketika gelap pun masih ada bintang terangi aku.

dan aku tersadar..,
pastilah Tuhan memiliki maksud kenapa ada bintang dan matahari. masing-masing dengan perannya sendiri.

matahari penerang hari.
bintang penenang malam.

setidaknya itu yang aku coba pahami sekarang. dan aku tentu tidak bisa memaksakan matahari dan bintang untuk bisa bersamaan. mungkin bukan mustahil, tapi kurasa itu akan terjadi saat hari akhir datang. entahlah.

lagipula juga setelahnya kusadari, aku tidak akan mungkin kehilangan matahari.
sekalipun ia dijemput senja, saat fajar turun ia pun akan kembali datang.
aku akan kembali merasakan terangnya, hangatnya. meskipun kadang rasanya menyiksa.

dan lagi, bukankah matahari adalah juga bintang?





..maka mentari, biar bagaimanapun, kamu  akan selalu jadi bagian dariku. 

 
design by suckmylolly.com