atau apa?

ini sakit. saya ngerti. kamu ngerti.



lalu.
kenapa kita bersikeras untuk tetap berada di tempat yang sama?



untuk apa lagi?
untuk tetap menunjukkan bahwa kita baik-baik saja?
untuk meyakinkan bahwa semua masih ada kejelasannya?

atau apa?



sungguh.
saya ingin beranjak pergi.
tapi selalu.
kamu menahanku.
namun tak sekalipun terucap
kamu ingin saya tinggal.

bahkan ketika saya
memilih
untuk
tinggal.
kamu tak bergeming.


ini yang tertinggal
hanya saya.
dan kenangan.

confessing phase

hw.

from denial to reality.

and there's a phase between denial and reality,
confession.

last nite,
icha and i finally confessed.

but,
it doesn't make any difference.
things still messed up.

hufh.


i know it hurts so much but it's best for us
somewhere along this winding road we lost the trust
so i'll walk away so you don't have to see me cry
it's killing me so,
why don't you go..


even if we both want to stay,
i know we just can't.


what a reality.

denial

denial.
pengelakan.

do we need denial?

for me, personally,
yes, i do.

umm, since it's hard for me to quickly deal with reality ,
i need denial.

and i can live with it,

you can say i'm fake.

but this is me.

:)

detachment mission: accomplished!

hulla..

ternyata oh ternyata, beberapa saat—bahkan saat gue ngetik post terakhir itu *yang judulnya i'm over it itu lhooo, sebenernya masii ada aja air mata yang netes. entah buat apa. entah karena apa. dan ujungnya cuma satu, sakit.

haha.
payah banget deh gue.

tapi karena itu juga, gue jadi inget sesuatu yang diajarin sama temen gue yang lagi susah-susah belajar di psikologi ugm buat jadi psikopat

*haha—damai sist! x)*

tentang proses yang namanya detachment.

iya, detachment.

kata dia *gue siyh nurut-nurut aja*, detachment adalah suatu proses pendekatan dan pengenalan emosi, gimana caranya berdamai dengan emosi lo dan hal-hal seperti itu.
*eh, penjelasan ini seinget otak gue doang lho, belom tentu bener semuanya*
the point is,
detachment is a way to overcome your emotions.

awalnya susah. susah banget.
bahkan gue nggak tau gimana cara buat mulainya.

padahal gue sadar banget kalo gue butuh banget,

gue mesti banget melakukan hal itu.

berdamai dengan emosi gue.

nah,
after so many days and nights
*halah*
i’ve been thru with much tears..,
i guess,
now i know how.

yah,
keinginan gue untuk ngebersihin hari-hari gue dari airmata emang belom kesampean.. tapi at least, gue sekarang bisa kuat. thanks to you. haha.
sekarang gue bisa seolah nikmatin tiap tetes airmata yang keluar.
meskipun sakit, gue bertahan.
haha.

jadii,
meskipun sekarang gue masih sering nangis,
gue nggak lagi ngerasa menderita.
karena entah kenapa,
gue yakin di balik semua yang udah gue jalanin ini,
ada sesuatu yang nanti ngebuka pikiran gue.

tentang apapun.

yaah,
someday we’ll know, right?


:)